Selasa, 01 Januari 2013

Sedekah Uang Terakhir

Cerita ini dialami oleh guru agama saya. Saya ingat betul dia
menceritakan kisah ini saat dia mengajar mata pelajaran agama Islam di
kelas saya (SMA) sekitar tahun 1992. Cerita ini tidak pernah saya
lupakan karena inilah cerita pertama yang saya dengar tentang balasan
nyata sebuah sedekah.
Guru agama saya sewaktu masih kuliah, hidupnya sangat pas-pasan. Untuk
makan harus dicukup-cukupkan agar dia bisa membayar biaya kuliah dan
tempat kos. Maklum, orang tuanya di kampung adalah keluarga yang
sederhana.

Karena tekad yang kuatlah guru agama saya berani meneruskan kuliah
agar dia bisa menjadi seorang sarjana agama Islam waktu itu. Modal
utama dia hanyalah keyakinan bahwa Allah pasti akan menolong umatnya
yang memang berniat ingin berjuang di jalan Islam. Memang benar,
keyakinan itu terjawab. Banyak sekali rejeki dari mengajar ngaji
panggilan yang dia dapatkan selama kuliah. Bayaran yang dia terima
besar karena rata-rata yang memakai jasa dia adalah orang-orang kaya.



Suatu ketika, guru saya kehabisan uang. Di saku celananya hanya
tersisa uang untuk sekali makan dan naik kendaraan ke salah satu
muridnya. Hari itu adalah jadwal mengajar di salah satu anak pejabat
dan biasanya tanggal itu waktunya orang tuanya ngasih amplop untuk
jasa mengajar dia. Setibanya di rumah muridnya, dia hanya ditemui
pembantu sang pejabat yang mengatakan semua keluarga ke luar kota
karena ada sesuatu yang sangat penting.

Dengan lemas, guru saya pulang dengan jalan kaki. Karena jika dia naik
kendaraan, berarti dia tidak makan nanti sorenya, karena uang yang ada
di saku cuma cukup untuk sekali makan. Saat berjalan pulang, dia
bertemu dengan nenek tua yang kelaparan. Dia kasihan. Dengan mengucap
bismillah dia memberikan uang terakhirnya untuk nenek tersebut. Dia
berkeyakinan, Allah pasti akan menolong dia saat dia lapar nanti,
karena saat ini yang paling membutuhkan adalah nenek tua tersebut.

Rupanya harapan guru saya langsung dikabulkan Allah. Baru beberapa
langkah, dia menemukan uang di pinggir jalan yang cukup untuk dia
makan selama satu bulan. Beberapa hari kemudian, pak pejabat menitip
kabar pada kawannya untuk segera ke rumah mengambil honor mengajar
ngaji. Pak pejabat memberikan 3 kali lipat honor ngaji guru saya
karena dia baru mendapatkan rejeki. Bukan hanya itu, pak pejabat itu
juga memberi referensi untuk mengajar ngaji di tempat temannya yang
lain.

Dengan berlinang air mata, guru saya berucap itulah balasan sedekah
yang diberikan oleh Allah pada umatnya yang benar-benar ikhlas. Dia
mengingatkan pada kami sekelas untuk senantiasa bersedekah, karena
bisa membersihkan harta dan selalu dekat denganNya. Hikmah dari
kejadian ini adalah, dengan keiklasan dan keyakinan akan
pertolonganNya, serta doa yang tiada henti, pasti rejeki akan mengalir
seperti air dalam kehidupan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar