Jumat, 22 Mei 2009

berbisnis dengan hati

Sang ustadz pun membidik sektor agrobisnis dengan mendirikan PT Lihan Jaya Semesta, yang memiliki perkebunan nilam di Lampung dengan areal 100 hektare. Pada 2008, perusahaan ini menggarap pula kebun kelapa sawit seluas 120 ha di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Dengan fulus yang seperti tiada habisnya, Lihan terus berekspansi. Pada 2008 ini, Lihan mendirikan sejumlah perusahaan. Di bidang otomotif, ia membuka PT Lihan Jaya Sarana yang membidangi dealership sepeda motor TVS dengan investasi Rp 500 juta. Saat ini baru satu gerai penjualan yang ia punya, yakni di Banjar Baru, Jakarta Selatan. Yang cukup menarik, bersama pencipta dan penyanyi lagu rohani Opick, ia mendirikan PT Alhamdulillah. Ini adalah rumah produksi, perusahaan rekaman dan pembuat film. Rumah produksinya ini tengah menjajaki pembuatan film mengenai Sunan Kalijaga yang direncanakan bisa disutradarai sutradara yang lagi ngetop, Hanung Bramantyo. Kami sedang riset, estimasi biayanya sekitar Rp 14 miliar.”

 

Perusahaan berikutnya, PT Rumputindo Maju Bersama, bergerak di perdagangan rumput laut, dengan gudang di Makassar. Perusahaan ini baru empat bulan lalu kami dirikan,” ucapnya semringah. Saat ini Rumputindo telah memiliki kontrak untuk menyediakan rumput laut sebanyak 1.000 ton per 6 bulan. Total investasi di bisnis ini Rp 2 miliar.

Yang tak kalah menarik, baru-baru ini Grup Lihan menjalin kerja sama operasional dengan Merpati Airlines. Kerja sama ini melibatkan tiga pihak: Grup Lihan, Pemda Sampit (Kal-Teng) dan Merpati. Dengan kerja sama itu, Merpati akan beroperasi dengan satu pesawat F-100 untuk rute Banjarmasin-Jakarta (p.p.) dan Sampit-Banjarmasin (p.p.). Investasi Lihan untuk usaha ini Rp 28,6 miliar.

 

Meskipun di Kal-Sel banyak orang yang berbisnis pertambangan batu bara, Lihan tak tertarik menerjuninya. Alasannya cukup unik: ”Bisnis batu bara itu mengeruk kekayaan bumi, tapi tak peduli dengan bumi itu sendiri.” Ia menilai pertambangan batu bara hanya merusak alam.

Dalam konsep bisnisnya, Lihan tidak memikirkan untung-rugi dulu. Yang penting, ”Bagaimana supaya orang bisa bekerja dan mengurangi pengangguran.” Ia begitu cepat mengembangkan banyak bisnis bukan karena ngotot mencari peluang usaha, tapi lebih karena ketidaksengajaan. Kerap ia ditawari proposal untuk berbisnis. Ia hanya cukup mendengar dari yang bersangkutan, seperti apa bisnis yang dimaksud, lalu ia mengukur feeling-nya. Jika feeling saya baik dan ringan, saya akan teruskan,” ungkapnya. Nah, sampai detik ini, orang-orang yang dipilih sebagai kepercayaannya belum ada yang membohonginya.

 

Lihan mencontohkan bisnis TV kabel. Diakuinya, ia tak pernah tahu latar belakang orang yang membawa proposal. Setelah yang bersangkutan menjelaskan isi proposalnya, dan ia merasa cocok, maka uangnya pun ia berikan. Tanda buktinya hanya kuitansi tanpa materai dan saya tidak ditinggalin KTP,” ujarnya. Namun, perasaannya mengatakan, orang ini bisa dipercaya. Ternyata, hingga detik ini usahanya lancar-lancar saja.

 

Lihan sering melakukan hal seperti itu dalam berbisnis. Pehobi berselancar di Internet ini acapkali berkomunikasi dengan berbagai kalangan di dunia maya, dan dari sini bisa terjadi deal bisnis. Kadang-kadang pertemuan dengan calon mitra usaha terjadi di tempat-tempat tak terduga, seperti di bandara. Ketika ia merasa cocok dan hatinya ringan, maka ia akan deal. Sebaliknya, jika ia merasa berat di hati, ia tak akan berbisnis dengan orang tersebut. “Yang paling susah saya tulari adalah feeling bahwa orang ini jujur atau tidak.”

 

 

ooOOOOOOoo

 

Sosok yang sederhana, bahkan bisa dibilang sangat sederhana atau mungkin untuk sebagian orang terlihat kampungan itu adalah Ustad Lihan. Sangat sederhana, sampai pernah seorang petugas dihotel menegurnya yang mengira dia bukan salah satu tamu hotel mewah tersebut, karena dia hanya menggunakan sandal, kaus oblong dan berpenampilan apa adanya.

Ustad Lihan lahir di Lianganggang, 9 Juli 1974, sang Entrepreneur Sejati, pengusaha sukses yang hanya dalam waktu 8 tahun bisa mendirikan lebih dari 10 perusahaan di beberapa kota besar di Indonesia dan salah satunya juga ada di Cina. Lebih dari 10 perusahaan yang dia miliki, tapi disisi lain tidak semua bidang yang perusahaannya jalani dia kuasai. Semua perusahaan yang dimilikinya 100% dijalankan oleh orang lain, orang-orang yang ahli dibidangnya dan juga merupakan orang-orang kepercayaannya.

Ustad pemilik PT Tri Abadi Mandiri ini lulus dari Ponpes Darul Hijrah tahun 1995, sudah banyak mengalami asam garam dalam dunia bisnis. Prinsip bisnis yang selalu menjadi pedomannya adalahBerbisnis dengan syariah”. Membuka peluang kerja bagi orang lain adalah cita-citanya, “Semua saya jalani karena mencari ridho Allah SWT” ungkap Ustad Lihan.

Tahun 1998, sepuluh tahun lalu Ustad Lihan hanya perantara pedagang sepeda motor dan tidak dapat bertahan lama dikarenakan permintaan sepeda motor yang terus menurun pada waktu itu. Setahun berikutnya Ustad Lihan memulai bisnis menjual Intan dengan menggunakan modal orang lain. Dan inipun tidak berlangsung lama, pada tahun 2001 Ustad Lihan mulai menggunakan modal sendiri, dan dari sinilahpetualangUstad Lihan dimulai.

Tegar, kerja keras dan menjalaninya dengan Lillahi Ta’ala“.

Kata itulah yang Ustad Lihan tegaskan jika ingin menjadi seorang Entrepreneur. Pada blognya, Lihan.net, beliau banyak menceritakan kesehariannya, tentang renungan dan pengalaman mendapatkan investasi untuk menjalankan perusahaannya, bahkan pengalaman membuat NSP kreasi Ustad Lihan-pun ceritakan. Sebuah buku yang ditulis oleh Ahmad Bahar dengan judulUstadz Pun Bisa Jadi Pengusaha Brilian” yang berisi profil Ustad Lihan laris manis dipasaran. Dalam dua hari setelah diterbitkan pada tanggal 9 Agustus di Gramedia Matraman, 2500 buku telah habis terjual.

Banyak cerita, kisah dan pengalaman yang bisa saya ambil dari sosok seorang Ustad Lihan. Ustad Lihan, patut dijadikan salah satu contoh yang baik untuk seorang blogger yang penuh cinta seperti saya ini.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar